Mei 20, 2025

Seitenschlaeferkissentest – Tidur Yang Berkualitas

Tidur menjadi salah satu faktor yang penting dalam menyabut aktifitas yang produktif

Hotel Berbintang Tidak Jorok
2025-05-19 | admin9

Hotel Bintang Lima Lebih ‘Jorok’ Dibanding Hotel Bintang Tiga

Ketika memilih hotel, kebersihan adalah hal yang jadi pertimbangan utama. Sekalipun murah, tak akan ada orang yang mau tinggal di kamar yang kotor.

Menurut penelitian dari Travelmath, sebuah laman wisata, bakteri di hotel bintang empat dan bintang lima ternyata jauh lebih banyak dibanding bakteri di hotel bintang tiga.

Jumlah bakteri dihitung dengan satuan colony forming units (CFU). Mereka melakukan uji bakteri dengan membandingkan antara jumlah bakteri di hotel bintang tiga, bintang empat dan bintang lima.

“Tempat paling kotor di hotel bintang tiga, adalah di area kamar mandi, memiliki jumlah bakteri sampai 320.000 CFU/m,” tulis studi yang berjudul ‘Hotel Hygiene Exposed’. “Jumlah itu sekitar delapan kali lebih sedikit dibanding dengan hotel bintang empat dan tiga kali lebih rendah dibanding hotel bintang lima.”

Para peneliti ternyata juga mengaku kaget dengan temuan ini. “Kami sangat kaget karena hotel bintang lima ternyata jauh lebih berbakteri dibanding lainnya,” kata Chelsea Freeburn, juru bicara Travelmath, dikutip dari Today.

Baca JugaWaspada! Ini Perlengkapan Tidur di Hotel yang Jarang Diganti dan Dicuci

“Anda pikir dengan harga yang lebih mahal akan mengindikasikan kualitas kebersihan yang lebih tinggi.”

Penelitian dilakukan dengan menguji lokasi yang sama di beberapa hotel, misalnya remote control, meja, telepon, dan kamar mandi. Mereka menguji keberadaan berbagai jenis bakteri, termasuk basil dan coccus, bakteri gram positif, bakteri gram negatif, serta jamur.

Berdasar penelitian, jumlah bakteri di kamar mandi dan wastafel memiliki jumlah bakteri sekitar 1.288.817 CFU per inci persegi. Jumlah ini adalah jumlah rata-rata di semua hotel. Bahkan di hotel bintang empat berkisar 2.534.773 CFU. Alasan yang paling mungkin adalah karena petugas kebersihan hotel membersihkan meja kamar mandi dengan menggunakan lap yang sama dengan lap penyeka toilet.

Sementara itu, hotel bintang tiga memiliki slot joker jumlah bakteri yang lebih rendah dari 320.007 CFU per inci persegi.

Sedangkan remote control, memiliki jumlah rata-rata bakteri berkisar 1.211.687 CFU per inci persegi. Hotel bintang tiga memiliki jumlah bakteri sekitar 232.733 CFU per inci persegi. Hotel bintang lima memiliki jumlah bakteri tertinggi yaitu 2.002.300 CFU.

“Ini bukan alasan yang ilmiah, tapi remote punya permukaan dan celah yang sulit dibersihkan secara keseluruhan. Untuk itu ada baiknya menggunakan plastik,” kata Freeburn.

Meja adalah permukaan yang memiliki jumlah bakteri tertinggi setelah remote. Dan hotel bintang tiga ‘hanya’ memiliki jumlah bakteri 4..687 CFU per inci persegi dibandingkan dengan jumlah rata-rata di seluruh hotel, 614.907 CFU. Hotel bintang empat punya jumlah yang terburuk yaitu 1,8 juta CFU.

Telepon juga menjadi benda lainnya yang memiliki banyak bakteri. Di bagian ini jumlah bakteri rata-rata mencapai 4,252 CFU per inci persegi, dan hotel bintang tiga memiliki peringkat terburuk dengan jumlah bakteri mencapai 11.403 CFU.

Share: Facebook Twitter Linkedin
2025-05-05 | admin3

Waspada! Ini Perlengkapan Tidur di Hotel yang Jarang Diganti dan Dicuci

Menginap di hotel memang menyenangkan—tempat tidur empuk, pendingin ruangan yang nyaman, serta layanan kamar yang siap memanjakan. Tapi tahukah Anda, tidak semua perlengkapan tidur di hotel dibersihkan secara menyeluruh setiap kali tamu baru datang? Beberapa item justru jarang sekali diganti atau dicuci, bahkan di hotel berbintang sekalipun.

Berikut adalah beberapa perlengkapan tidur di hotel yang paling sering luput dari proses pembersihan rutin:


1. Selimut (Comforter / Duvet)

Selimut tebal yang digunakan untuk menutupi tubuh saat tidur sering kali tidak dicuci setiap kali tamu baru datang. Hotel umumnya hanya mengganti sprei dan sarung bantal, sementara selimut hanya dibersihkan beberapa kali dalam sebulan atau bahkan beberapa kali dalam setahun—tergantung kebijakan hotel.

Mengapa jarang dicuci?
Karena proses mencuci comforter lebih rumit dan mahal. Selain itu, ukurannya besar dan butuh waktu lebih lama untuk kering.

Risiko:
Keringat, sel kulit mati, dan bahkan bekas tubuh tamu sebelumnya masih bisa menempel di permukaannya.


2. Bantal dan Isinya

Hotel memang mengganti sarung bantal secara rutin, tapi bagian dalam bantal—yaitu isinya—sering tidak dibersihkan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Mengapa jarang dicuci?
Karena pencucian isi bantal membutuhkan proses khusus dan biasanya hanya dilakukan saat bantal terlihat kotor atau mulai bau.

Risiko:
Debu, tungau, dan bakteri bisa berkembang biak di dalam bantal. Ini bisa memicu alergi atau gangguan pernapasan, terutama bagi tamu yang sensitif.


3. Bed Cover atau Penutup Tempat Tidur Tambahan

Penutup tambahan di atas selimut—seperti bed runner atau kain hias di bagian ujung ranjang—jarang sekali masuk laundry setelah setiap tamu menginap.

Mengapa jarang dicuci?
Fungsinya hanya estetika, jadi sering dianggap tidak perlu diganti sesering sprei.

Risiko:
Karena sering disentuh tangan (bahkan kadang diinjak atau diduduki), kain ini bisa menjadi sarang bakteri, kotoran, dan virus.


4. Kasur (Mattress)

Tentu saja, kasur tidak bisa diganti tiap kali tamu datang. Namun yang jarang disadari adalah kasur juga jarang dibersihkan secara mendalam. Sekalipun ada pelindung kasur (mattress protector), perlindungan ini belum tentu efektif jika tidak rutin dicuci.

Risiko:
Tumpahan cairan, keringat, dan kotoran bisa meresap ke dalam kasur. Dalam jangka panjang, kasur bisa menjadi tempat berkembang biaknya jamur dan tungau.


5. Sarung Bantal Dekoratif (Cushion Cover)

Beberapa hotel menambahkan bantal-bantal kecil dekoratif di tempat tidur. Tapi bantal ini sering kali hanya sebagai penghias dan sangat jarang masuk laundry.

Mengapa jarang dicuci?
Karena dianggap tidak dipakai untuk tidur langsung, jadi tidak diprioritaskan untuk dibersihkan.

Risiko:
Bantal dekoratif bisa menjadi tempat rajazeus link alternatif berkembangnya kuman, terutama karena sering disentuh tangan atau bahkan digunakan sebagai alas duduk oleh tamu.


6. Guling (Jika Ada)

Di hotel Indonesia, kadang-kadang disediakan guling. Meskipun sarung guling biasanya diganti, isi guling itu sendiri jarang dicuci atau diganti secara berkala.

Risiko:
Seperti halnya bantal, guling bisa menyimpan debu, tungau, dan kotoran lainnya yang tidak terlihat.


Tips Aman Saat Menginap di Hotel

Jika Anda termasuk orang yang sensitif terhadap kebersihan atau memiliki alergi, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Bawa sarung bantal sendiri – Ini salah satu cara paling praktis untuk menghindari kontak langsung dengan bahan yang belum tentu higienis.

  2. Gunakan sleeping bag liner – Lapisan tipis ini bisa diletakkan di atas sprei atau bahkan di dalam selimut untuk mengurangi kontak langsung.

  3. Hindari menggunakan bantal atau selimut dekoratif – Taruh di kursi atau sudut ruangan begitu tiba di kamar.

  4. Periksa ulasan hotel – Banyak tamu membagikan pengalaman mereka terkait kebersihan kamar dan perlengkapan tidur.

  5. Minta penggantian selimut atau bed cover saat check-in – Tidak ada salahnya meminta, terutama jika Anda merasa tidak nyaman.

BACA JUGA: Gaya Tidur Belanda: Perlengkapan Tempat Tidur yang Mengutamakan Kualitas dan Kenyamanan

Share: Facebook Twitter Linkedin