Juli 8, 2025

Seitenschlaeferkissentest – Tidur Yang Berkualitas

Tidur menjadi salah satu faktor yang penting dalam menyabut aktifitas yang produktif

Cara Tidur Ketika Lelah
2025-06-29 | admin9

Tidur tapi Masih Lelah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bangun Tidur Masih Lelah? Ini Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

Tidur semestinya menjadi momen pemulihan tubuh setelah menjalani aktivitas seharian. Namun, bagaimana jika setelah tidur semalaman, tubuh tetap terasa lemas dan tidak bertenaga? Fenomena ini ternyata bisa disebabkan oleh berbagai hal. Mari kita simak beberapa penyebab umum yang membuat seseorang tetap merasa lelah meski sudah tidur cukup.

1. Tidur Cukup, Tapi Tidak Berkualitas

Tidur selama 7–8 jam tidak selalu menjamin tubuh akan terasa segar. Gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, hingga restless leg syndrome dapat mengacaukan fase tidur dalam, meskipun Anda tidak selalu sadar telah terbangun di malam hari. Ketika kualitas tidur terganggu, tubuh tidak mampu memulihkan energi secara optimal.

2. Pikiran yang Terus Bekerja Karena Stres

Tekanan pikiran yang datang dari pekerjaan, masalah keluarga, atau finansial bisa membuat Anda sulit tidur nyenyak. Stres mendorong https://antadeldorado.com/ peningkatan hormon kortisol, yang dalam jumlah berlebih bisa merusak ritme alami tidur dan membuat tubuh terasa lesu keesokan harinya.

3. Asupan Makanan yang Mengganggu Tidur

Kebiasaan makan malam yang tidak sehat—seperti mengonsumsi makanan berat, berminyak, atau pedas—bisa menyebabkan gangguan pencernaan yang membuat tidur tidak tenang. Selain itu, kurangnya asupan zat penting seperti zat besi dan vitamin B12 juga bisa membuat tubuh cepat lelah.

4. Gaya Hidup Kurang Gerak

Jarang berolahraga dapat menyebabkan tubuh kurang fit dan tidak segar saat bangun. Aktivitas fisik rutin terbukti membantu meningkatkan kualitas tidur. Namun, usahakan tidak berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur karena bisa berdampak sebaliknya.

5. Penyakit atau Gangguan Medis

Beberapa kondisi kesehatan seperti anemia, hipotiroid, diabetes, atau depresi bisa menjadi penyebab kelelahan berkepanjangan. Jika Anda merasa letih terus-menerus tanpa sebab jelas, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.

6. Kebiasaan Mengonsumsi Kafein dan Alkohol

Minuman berkafein dan alkohol dapat menghambat tidur berkualitas. Kafein membuat tubuh tetap terjaga, sementara alkohol bisa mengganggu siklus tidur meski awalnya terasa membuat mengantuk. Sebaiknya batasi konsumsi kedua zat ini, terutama menjelang malam.

7. Suasana Kamar yang Tidak Mendukung

Lingkungan tidur sangat memengaruhi kualitas istirahat Anda. Kamar yang bising, terlalu terang, atau suhunya tidak nyaman bisa membuat tidur jadi tidak pulas. Pastikan ruang tidur Anda tenang, gelap, dan memiliki suhu yang ideal.

Tips Agar Tidur Lebih Bermanfaat dan Tubuh Lebih Segar

  • Buat jadwal tidur yang konsisten, termasuk di akhir pekan.

  • Jauhkan gawai setidaknya 30 menit sebelum tidur.

  • Atur pencahayaan dan suhu kamar agar nyaman.

  • Kelola stres lewat meditasi, olahraga, atau teknik relaksasi lainnya.

  • Jaga pola makan—hindari makan berat jelang tidur dan pastikan kebutuhan nutrisi tercukupi.

  • Lakukan olahraga ringan secara teratur, tapi hindari terlalu malam.

Jika semua upaya ini tidak memberikan perubahan, mungkin sudah waktunya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mencari penyebab yang lebih mendalam.

Baca JugaPosisi Tidur yang Baik untuk Meningkatkan Kualitas Tidur

Share: Facebook Twitter Linkedin
Tidur Teratur
2025-06-24 | admin9

Posisi Tidur yang Baik untuk Meningkatkan Kualitas Tidur

Posisi tidur yang baik sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur.

Jika Moms mengalami sakit badan saat bangun tidur, mungkin selama ini tidur dalam posisi yang salah.

Setiap orang tampaknya memiliki posisi tidur favorit.

Ada yang suka tidur miring sambil memeluk guling, ada yang lebih suka telentang, atau bahkan tengkurap.

Meski posisi tidur adalah masalah preferensi, tetapi posisi tidur yang baik ternyata memiliki efek yang luas pada tubuh.

Manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari hidup untuk tidur. Artinya, sepertiga dari waktu itu Moms habiskan dalam posisi tidur yang jadi kebiasaan dan kesukaan ini.

Itu sebabnya, posisi tidur yang baik akan sangat berdampak pada kesehatan. Lalu bagaimana posisi tidur yang baik ya, Moms?

Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Posisi Tidur yang Baik

Tidur merupakan hal yang penting dilakukan, tetapi tidur yang berkualitas sering dianggap remeh.

Tidur berfungsi untuk memulihkan kembali energi. Selain itu, posisi tidur yang baik ternyata dapat memberikan efek positif pada kesehatan tubuh dan kenyamanan saat tidur.

Tidur Terlentang

Tidur terlentang bukanlah posisi tidur yang populer. Namun, dapat dikatakan sebagai posisi tidur yang baik.

Mengutip National Sleep Foundation, sekitar 8 persen orang memilih posisi tidur ini. Pada kenyataannya, ini adalah posisi tidur yang optimal bagi banyak orang.

Tidur terlentang memungkinkan tubuh jatuh ke dalam keselarasan alaminya, dengan berat jepang slot badan didistribusikan secara merata. Itu berarti, tidak ada tekanan yang tidak semestinya pada titik tertentu.

Tidur terlentang, menurut Michael J. Breus, PhD, DABSM, dokter ahli tidur seperti dikutip dari Sleep Doctor, dapat membantu mengurangi gejala GERD di malam hari, atau naiknya asam lambung.

Tidur terlentang menawarkan manfaat kesehatan paling banyak. Tidak hanya membuatnya lebih mudah untuk melindungi tulang belakang, ini juga dapat membantu meredakan nyeri pinggul dan lutut.

Jika Moms mengalami refluks asam lambung dan memilih untuk tidur terlentang, pastikan posisi kerongkongan lebih tinggi dari perut, ya.

Selain itu, tidur terlentang baik untuk kulit wajah, lho Moms.

Posisi tidur terlentang dipercaya tidak akan memicu munculnya garis-garis halus calon keriput sebelum waktunya di wajah. Hal ini karena tidak adanya gesekan di wajah.

Tidur terlentang mungkin akan terasa tidak nyaman jika Moms mengalami nyeri punggung. Beberapa jenis nyeri leher juga dapat diperburuk dengan tidur terlentang.

Baca Juga : Kenali SADS, Kematian Mendadak Saat Tidur Pulas

Jika Moms sering mendengkur atau mengalami sleep apnea obstruktif, tidur terlentang dapat memperparah dengkuran dan membuat jalan napas semakin tertutup yang akan memperparah sleep apnea.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Ketika Tidur Menjadi Alasan Bekerja
2025-06-24 | admin9

Kenali SADS, Kematian Mendadak Saat Tidur Pulas

Kematian mendadak pada orang dewasa muda, atau Sudden Adult Death Syndrome (SADS) kini menjadi perbincangan hangat. Sebab, kondisi ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat, khususnya di masa pandemi COVID-19.

Alhasil, beberapa kelompok anti-vaksin COVID-19 menuding kondisi SADS sebagai efek samping dari https://theaardvarkfl.com/ vaksinasi. Namun, kira-kira apa yang dimaksud dengan SADS? Yuk, kenali lebih dalam penjelasannya di sini!

Penjelasan Mengenai SADS

Menurut British Heart Foundation, sudden arrhythmic death syndrome merupakan keadaan di mana seseorang meninggal secara tiba-tiba saat tidur akibat henti jantung. Penyebab pasti dari henti jantung akibat SADS belum diketahui secara persis hingga kini. Apalagi kejadiannya pada malam hari, di mana saat itu orang istirahat atau tidur.

Padahal, kejadian fatalistik dari kelainan jantung selalu berhubungan dengan aktivitas. Kendati demikian, SADS biasanya terjadi ketika irama jantung abnormal, yang dikenal sebagai aritmia. Nah, aritmia yang tidak diobati berpotensi menyebabkan henti jantung.

Melansir dari media daring nasional, pada sebagian kasus SADS yang diketahui, beberapa korbannya memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Selain itu, korbannya juga mengidap kelainan lain seperti diabetes melitus, riwayat pengobatan tertentu, kelainan genetik, dan kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan kelemahan jantung. Namun, 20 persen korbannya menunjukkan status kesehatan yang baik dan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.

Perlu diingat bahwa kondisi henti jantung sendiri merupakan keadaan ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menghentikan pernapasan dan membuat otak kekurangan oksigen. Sementara itu, irama jantung (yang mengontrol detak jantung) dikendalikan oleh impuls listrik. Jika impuls listrik mengalami kesalahan, hal ini dapat menimbulkan irama jantung abnormal yang dikenal sebagai aritmia. Beberapa aritmia bisa berbahaya jika tidak diobati dan dapat memicu terjadinya henti jantung.

Nah, perlu diketahui bahwa irama jantung dan impuls listrik jantung tidak akan terdeteksi setelah kematian. Artinya, irama jantung yang abnormal tidak dapat ditemukan, dan struktur organ jantung akan terlihat normal. Inilah alasan mengapa penyebab dari henti jantung akibat SADS umumnya tidak dapat diketahui.

Kenali Gejala SADS

Mengutip dari media daring nasional, Dr. Michael Ackerman MD, President of SADS Foundation, dalam wawancara pada 28 Juli 2022, menjelaskan kasus SADS ditunjukan oleh adanya keluhan irama jantung pada malam hari. Dirinya juga menambahkan bahwa kondisi ini merupakan gabungan berbagai penyebab yang bersifat genetik dan non genetik. Namun, kasusnya memang mengalami peningkatan selama masa pandemi.

Baca Juga : Perlengkapan Tempat Tidur Paling Unik: Nyaman, Aneh, tapi Bikin Penasaran!

Meskipun gejalanya agak bervariasi di antara berbagai jenis sindrom kematian aritmia mendadak, gejala SADS umumnya meliputi:

  • Pingsan atau kejang saat berolahraga, bersemangat, atau takut.
  • Nyeri dada saat berolahraga.
  • Sesak napas saat berolahraga.
Share: Facebook Twitter Linkedin
Hotel Berbintang Tidak Jorok
2025-05-19 | admin9

Hotel Bintang Lima Lebih ‘Jorok’ Dibanding Hotel Bintang Tiga

Ketika memilih hotel, kebersihan adalah hal yang jadi pertimbangan utama. Sekalipun murah, tak akan ada orang yang mau tinggal di kamar yang kotor.

Menurut penelitian dari Travelmath, sebuah laman wisata, bakteri di hotel bintang empat dan bintang lima ternyata jauh lebih banyak dibanding bakteri di hotel bintang tiga.

Jumlah bakteri dihitung dengan satuan colony forming units (CFU). Mereka melakukan uji bakteri dengan membandingkan antara jumlah bakteri di hotel bintang tiga, bintang empat dan bintang lima.

“Tempat paling kotor di hotel bintang tiga, adalah di area kamar mandi, memiliki jumlah bakteri sampai 320.000 CFU/m,” tulis studi yang berjudul ‘Hotel Hygiene Exposed’. “Jumlah itu sekitar delapan kali lebih sedikit dibanding dengan hotel bintang empat dan tiga kali lebih rendah dibanding hotel bintang lima.”

Para peneliti ternyata juga mengaku kaget dengan temuan ini. “Kami sangat kaget karena hotel bintang lima ternyata jauh lebih berbakteri dibanding lainnya,” kata Chelsea Freeburn, juru bicara Travelmath, dikutip dari Today.

Baca JugaWaspada! Ini Perlengkapan Tidur di Hotel yang Jarang Diganti dan Dicuci

“Anda pikir dengan harga yang lebih mahal akan mengindikasikan kualitas kebersihan yang lebih tinggi.”

Penelitian dilakukan dengan menguji lokasi yang sama di beberapa hotel, misalnya remote control, meja, telepon, dan kamar mandi. Mereka menguji keberadaan berbagai jenis bakteri, termasuk basil dan coccus, bakteri gram positif, bakteri gram negatif, serta jamur.

Berdasar penelitian, jumlah bakteri di kamar mandi dan wastafel memiliki jumlah bakteri sekitar 1.288.817 CFU per inci persegi. Jumlah ini adalah jumlah rata-rata di semua hotel. Bahkan di hotel bintang empat berkisar 2.534.773 CFU. Alasan yang paling mungkin adalah karena petugas kebersihan hotel membersihkan meja kamar mandi dengan menggunakan lap yang sama dengan lap penyeka toilet.

Sementara itu, hotel bintang tiga memiliki slot joker jumlah bakteri yang lebih rendah dari 320.007 CFU per inci persegi.

Sedangkan remote control, memiliki jumlah rata-rata bakteri berkisar 1.211.687 CFU per inci persegi. Hotel bintang tiga memiliki jumlah bakteri sekitar 232.733 CFU per inci persegi. Hotel bintang lima memiliki jumlah bakteri tertinggi yaitu 2.002.300 CFU.

“Ini bukan alasan yang ilmiah, tapi remote punya permukaan dan celah yang sulit dibersihkan secara keseluruhan. Untuk itu ada baiknya menggunakan plastik,” kata Freeburn.

Meja adalah permukaan yang memiliki jumlah bakteri tertinggi setelah remote. Dan hotel bintang tiga ‘hanya’ memiliki jumlah bakteri 4..687 CFU per inci persegi dibandingkan dengan jumlah rata-rata di seluruh hotel, 614.907 CFU. Hotel bintang empat punya jumlah yang terburuk yaitu 1,8 juta CFU.

Telepon juga menjadi benda lainnya yang memiliki banyak bakteri. Di bagian ini jumlah bakteri rata-rata mencapai 4,252 CFU per inci persegi, dan hotel bintang tiga memiliki peringkat terburuk dengan jumlah bakteri mencapai 11.403 CFU.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Pola Cara Tidur
2025-03-16 | admin9

Posisi Tidur Mana yang Lebih Baik: Telentang, Tengkurap, atau Miring?

Tahukah Anda bahwa posisi saat tidur ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan? Ya, memilih posisi tidur yang baik dan tepat dapat meningkatkan kualitas tidur sekaligus mendapatkan manfaat tidur secara maksimal. Sebaliknya, jika Anda salah memilih posisi tidur, risiko mengalami kelelahan, gangguan tidur, sakit kepala, sakit maag, dan nyeri punggung akan meningkat. Lalu, bagaimana cara memilih posisi tidur yang baik?

Manfaat dan risiko dari berbagai posisi tidur

Pada dasarnya, tidak ada satu posisi yang baik untuk semua orang. Pasalnya, masing-masing orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Ini artinya, posisi tidur yang baik untuk Anda belum tentu baik untuk orang lain.

Oleh sebab itu, Anda perlu memahami manfaat dan risiko dari berbagai jenis posisi tidur sebelum menentukan mana yang terbaik.

1. Tidur telentang

Sering kali, tidur telentang dianggap menjadi posisi yang paling baik slot777 daripada posisi lainnya. Selain baik untuk tulang belakang, para ahli menganggap bahwa dengan tidur dalam kondisi telentang dapat memberikan kesempatan untuk Anda mendapatkan manfaat sepenuhnya dari tempat tidur.

Biasanya, tidur telentang yang baik bisa Anda lakukan dengan memposisikan tubuh dalam kondisi lurus dan kepala menghadap ke langit-langit. Saat tidur pada kondisi ini, pastikan untuk menggunakan bantal yang nyaman sebagai penyangga kepala.

Posisi tidur yang satu ini baik untuk membantu Anda yang sedang mengalami sakit punggung, bahu, atau sakit leher. Pasalnya, tidur dalam posisi ini dapat mengurangi rasa tak nyaman pada area yang terasa sakit. Selain itu, posisi ini membuat seluruh tulang belakang sama rata menyangga beban tubuh Anda.

Sayangnya, tidak semua orang akan merasa nyaman jika harus tidur dalam kondisi ini. Mengapa? Ternyata, tidur dalam kondisi tubuh telentang kurang baik untuk Anda yang memiliki kelainan tulang belakang kifosis. Ya, jika tidur dalam kondisi tersebut, Anda yang mengalami kifosis rentan mengalami sakit leher.

Baca Juga : Ketahui 3 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan

Selain itu, tidur dalam kondisi telentang juga dapat memicu suara mengorok saat tidur. Hal ini terjadi karena saat tidur telentang gravitasi bumi membuat lidah semakin ke belakang, sehingga menutupi jalan napas. Tekanan dari lidah ini menyebabkan Anda mengorok saat tidur.

2. Tidur tengkurap

Pada dasarnya, tidur dalam kondisi tengkurap cenderung memberikan lebih banyak masalah kesehatan daripada manfaat yang bisa Anda dapatkan. Bahkan, para ahli menganggap bahwa posisi ini tergolong yang paling tidak baik daripada kedua posisi tidur lainnya.

3. Tidur miring

Sebagian besar orang pasti mengaku tidur dalam kondisi tubuh menghadap ke samping. Ya, posisi ini memang terasa nyaman saat tidur. Bahkan, menurut Sleep Advisor, ada beberapa manfaat kesehatan yang mungkin Anda rasakan jika tidur dalam kondisi tubuh menyamping.

Selain itu, tidur dalam keadaan miring dapat mencegah sakit leher, sakit punggung, mengurangi dengkuran, dan bermanfaat bagi Anda yang memiliki sleep apnea obstruktif, atau gangguan tidur saat napas terhenti sementara saat tidur.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Posisi Tidur Paling Nyenyak
2025-03-15 | admin9

Ketahui 3 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan

Mendapatkan kualitas tidur yang baik penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Pada anak-anak dan remaja, tidur juga berperan dalam mendukung tumbuh kembang mereka. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas tidur adalah posisi tidur.

Posisi tidur yang baik dapat berbeda pada setiap orang, tergantung kondisi kesehatan yang dialami. Beberapa rajaolympus kondisi medis yang memerlukan posisi tidur khusus adalah mereka yang memiliki masalah tulang belakang, sedang hamil, menderita asam lambung (GERD), dan memiliki alergi.

Meski sulit menerapkannya dalam satu malam, tidak ada salahnya untuk mencoba menyesuaikan posisi tidur yang baik sesuai kondisi kesehatan Anda.

Pilihan Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan

Berikut ini adalah beberapa posisi tidur yang baik untuk kesehatan dan bisa Anda coba terapkan:

1. Telentang

Posisi telentang adalah posisi tidur yang baik bagi sebagian besar orang. Tidur telentang memungkinkan kepala, leher, dan tulang belakang dalam posisi sejajar. Dengan demikian, tidak ada tekanan ekstra pada tubuh yang dapat menyebabkan rasa sakit di bagian tubuh tertentu.

Posisi tidur telentang juga dapat mencegah penyakit asam lambung, tetapi pastikan bantal yang digunakan dapat menyangga kepala dengan baik. Sementara itu, tidur telentang tidak disarankan bagi orang yang memiliki kebiasaan mendengkur saat tidur dan penderita sleep apnea.

2. Menyamping

Posisi menyamping juga menjadi posisi tidur pilihan bagi banyak orang. Posisi ini diyakini dapat mengoptimalkan pembuangan limbah dari otak serta menurunkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.

Penderita penyakit asam lambung dan sleep apnea juga dianjurkan memilih posisi tidur menyamping. Meski demikian, posisi tidur ini juga memiliki kekurangan, yaitu membuat payudara kendur pada wanita, memicu kerutan pada wajah, dan membatasi pernapasan melalui diafragma.

3. Tengkurap

Posisi tengkurap merupakan posisi tidur yang dianggap paling nyaman oleh sebagian orang. Padahal, posisi tidur ini bisa menambah tekanan pada sendi, otot leher, dan saraf.

Posisi leher yang hanya menghadap ke satu sisi selama berjam-jam dapat menyebabkan nyeri, kebas, atau kesemutan. Posisi ini juga kurang baik untuk mempertahankan bentuk payudara.

Meski demikian, tengkurap bisa menjadi posisi tidur yang baik jika Anda memiliki kebiasaan mendengkur saat tidur dan tidak sedang menderita nyeri leher atau nyeri punggung.

Namun, jika ingin mencoba tidur dengan posisi tengkurap, Anda disarankan untuk menaruh bantal untuk menyangga dahi dan memosisikan wajah atau kepala menghadap ke bawah, bukan menghadap kiri atau kanan. Tips ini bisa membuat Anda bisa bernapas dengan baik.

Posisi Tidur yang Baik untuk Bayi dan Ibu Hamil

Posisi tidur yang baik dan aman untuk bayi adalah posisi telentang. Posisi tidur tengkurap atau miring dianggap kurang aman bagi bayi karena bisa membuatnya sulit bernapas.

Selain itu, bayi yang tidur dengan posisi miring dikhawatirkan mengubah posisinya menjadi tengkurap dan rentan mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Sementara itu, posisi tidur yang baik untuk ibu hamil adalah menyamping ke sisi kiri. Posisi ini baik untuk ibu hamil karena dapat meningkatkan aliran darah ke plasenta dan bayi di dalam kandungan serta mencegah rahim menekan organ hati.

Jika Bumil merasa tidak nyaman dengan posisi tidur miring ke kiri selama hamil, sesekali ubah posisi miring ke kanan untuk mengurangi tekanan pada pinggul kiri. Bumil juga dapat meletakkan bantal di bawah punggung untuk mengurangi pegal.

Posisi tidur yang baik di atas bisa Anda coba terapkan dan sesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda. Jika Anda sulit tidur atau mengalami gangguan tidur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang sesuai.

Baca Juga : 6 Jenis Kasur Yang Sangat Direkomendasikan Agar Tidur Makin Nyaman

Share: Facebook Twitter Linkedin
Akibat Ngantuk di Tempat Kerja
2025-02-19 | admin9

Mengantuk di Tempat Kerja Bisa Diatasi dengan Cara Ini

Mengantuk di daerah kerja, terpenting pada siang hari, bisa disebabkan oleh beraneka hal, umpamanya adat istiadat tidur yang buruk, kelelahan, jadwal kerja yang tak teratur, dan jet lag.

Selain itu, beberapa macam penyakit atau situasi tertentu, termasuk apnea tidur, gangguan tidur, narkolepsi, atau efek samping obat-obatan, seperti antihistamin dan obat penenang, juga bisa menyebabkan munculnya rasa kantuk di siang hari.

Metode Mencegah dan Memecahkan Rasa Kantuk di Siang Hari

Kalau Anda acap kali mengantuk di daerah kerja, ada beberapa cara yang bisa dilaksanakan untuk mengatasinya, antara lain:

1. Luangkan waktu untuk tidur siang

Tidur siang bisa menghilangkan rasa kantuk dan membuat Anda merasa lebih segar. Ada studi yang menunjukkan bahwa tidur siang selama 10–15 menit bisa meningkatkan kewaspadaan dan tenaga konsentrasi sehingga meningkatkan produktivitas dalam berprofesi.

Ketika Anda berharap mencoba tidur siang, sebaiknya batasi waktu tidur siang hingga tak melebihi 20 menit untuk mencegah munculnya rasa pusing dan tak enak badan saat bangun tidur.

2. Selingi rutinitas di kantor dengan aktivitas lahiriah

Profesi yang monoton mungkin akan menimbulkan rasa bosan sehingga memicu munculnya rasa kantuk di daerah kerja. Untuk mengatasinya, cobalah untuk berdiri sejenak dan melaksanakan stretching. Hal ini akan merangsang aktivitas otak dan membuat rasa kantuk berkurang.

3. Perbanyak minum air putih

Dehidrasi atau kekurangan cairan bisa menyebabkan kelelahan dan membuat Anda mengantuk. Oleh sebab itu, pastikan Anda memenuhi keperluan cairan tubuh dengan mengkonsumsi air putih setidaknya 8 gelas tiap-tiap harinya.

Selain itu, keperluan cairan juga bisa dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan https://www.braxtonatlakenorman.com/ dengan kadar air tinggi, seperti buah dan sayuran, supaya Anda terbebas dari rasa kantuk di daerah kerja.

4. Gerakkan tubuh lebih banyak

Untuk melawan rasa kantuk yang mengganggu, cobalah untuk lebih banyak bergerak, umpamanya dengan berjalan kaki atau meregangkan otot sejenak. Berjalan kaki di luar ruangan atau sekitar kantor bisa membuat Anda lebih segar, sehingga rasa kantuk bisa berkurang.

5. Alihkan pandangan mata dari layar

Kelelahan pada mata bisa disebabkan mata yang terlalu lama menatap ke layar komputer atau notebook. Hal ini tentunya bisa memperburuk rasa kantuk.

Kalau Anda acap kali menatap layar kaca saat berprofesi, cobalah untuk mengalihkan pandangan terkadang, lalu lihatlah ke sekeliling secara terprogram . Metode ini bisa membuat mata Anda lebih rileks dan mengatasi rasa kantuk.

Baca Juga : Perlengkapan Tempat Tidur yang Wajib Ada untuk Kenyamanan Tidur Anda

6. Konsumsi camilan sehat

Untuk mengatasi rasa kantuk di daerah kerja, Anda bisa mengkonsumsi camilan sehat yang mengandung protein dan sedikit lemak, seperti mencampurkan yoghurt dengan segenggam kacang. Hal ini dikarenakan camilan yang mengandung protein dan lemak bisa meningkatkan tenaga dalam tubuh.

Tips Tidur Lebih Lelap

Tidur nyenyak di malam hari yakni cara utama untuk mengatasi ngantuk di daerah kerja. Kalau tidur tak nyenyak atau kurang tidur, hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya persoalan kesehatan tertentu, seperti gangguan daya ingat, depresi, serta melemahnya cara kekebalan tubuh.

Jam tidur yang tepat bagi orang dewasa yakni 7–9 jam tiap-tiap malam. Kian berat aktivitas atau stres yang dialami, semakin tinggi pula keperluan tubuh untuk tidur dengan durasi yang cukup dan berkualitas.

Share: Facebook Twitter Linkedin